SELAMAT DATANG

Kamis, 02 September 2010

Pihak Ketiga yang Mau Indonesia-Malaysia Perang, Kecewa Berat!


10.58 |



Rabu, 01/09/2010 21:30 WIB
SBY Ajak Semua Pihak Jauhi Kekerasan Tanggapi Kasus Malaysia

Ramadhian Fadillah - detikNews
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memilih jalur diplomasi ketimbang perang menyikapi masalah dengan Malaysia. SBY juga mengajak semua pihak untuk menghindari aksi kekerasan.

"Saya juga mengajak untuk menjauhi tindakan-tindakan yang berlebihan, seperti aksi-aksi kekerasan, karena hanya akan menambah masalah yang ada. Kekerasan sering memicu terjadinya kekerasan yang lain," ujar SBY di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/9/2010).

Sama seperti yang rakyat Indonesia rasakan, SBY juga prihatin terhadap masalah yang terjadi antara Indonesia-Malaysia. Namun, SBY meminta agar masyarakat Indonesia menahan emosi saat menyikapi masalah ini.

"Sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan saya juga merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat Indonesia. Saya sungguh mengerti keprihatinan, kepedulian, bahkan emosi yang saudara-saudara rasakan. Dan apa yang dilakukan oleh pemerintah sekarang dan ke depan ini sesungguhnya juga cerminan dari keprihatinan kita semua," jelasnya.

Menurut SBY, memilih penyelesaian di meja perundingan dan bukan medan perang adalah yang terbaik. Pilihan tersebut ditampung dari berbagai masukan dari seluruh rakyat Indonesiam, termasuk yang berada di Malaysia.

"Harapan untuk menyelesaikan masalah ini dengan serius dan tepat tanpa disertai aksi-aksi yang destruktif juga saya terima dari saudara-saudara kita rakyat Indonesia yang saat ini berada di Malaysia," tuturnya.
http://www.detiknews..com/read/2010/0...kasus-malaysia

Najib: Tidak Akan Ada Travel Advisory

Kamis, 02 September 2010 | 04:48 WIB
TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak kemarin menegaskan tidak akan mengeluarkan imbauan agar warga Malaysia menunda rencana kunjungan ke Indonesia (travel advisory) sehubungan dengan hubungan Indonesia-Malaysia yang memanas akhir-akhir ini.

Najib mengatakan mengeluarkan travel advisory merupakan hal yang sangat serius yang akan mempengaruhi hubungan baik di tingkat pemerintahan maupun bisnis. Karena itu, ujarnya, pemerintah benar-benar harus mempertimbangkannya sebelum memutuskan mengeluarkan travel advisory.

"Ini tidak terlalu sulit, tapi travel advisory hanya bisa dikeluarkan kalau situasi mendukung," kata Najib saat menggelar konferensi pers. Menurut Najib, travel advisory hanya bisa dikeluarkan kalau nyawa terancam atau ada informasi bahwa akan ada sesuatu yang serius yang akan terjadi.

Mengenai insiden pelemparan batu terhadap rumah seorang insinyur Malaysia di Kalimantan Barat, Najib mengatakan akan merundingkannya. Rumah warga Malaysia itu dilempari batu oleh lima orang laki-laki yang menggunakan ikat kepala bertulisan "Ganyang Malaysia" pada Selasa lalu.

Najib mengungkapkan, dalam kehidupan bertetangga dua negara, sulit menghentikan berbagai masalah yang timbul, apalagi jika masalah itu menyangkut teritorial yang melibatkan perairan terbuka yang belum terselesaikan.

"Sudah pasti ada masalah yang timbul dari waktu ke waktu, tapi kita perlu mengambil sikap untuk bekerja sama menyelesaikannya dan memastikan tidak ada pihak lain yang semakin memperkeruh suasana"

Najib juga menegaskan, tidak perlu protes berlebihan jika terjadi sebuah insiden seperti yang berlangsung baru-baru ini. Najib juga berharap situasi di Indonesia tidak bertambah buruk ke depannya.
http://www.tempointeraktif.com/hg/as...275780,id.html

Rabu, 01/09/2010 21:08 WIB
Selesaikan Masalah dengan Malaysia, SBY Tak Pilih Perang
Ramadhian Fadillah - detikNews

Jakarta - Sebagian kalangan di tanah air, mewacanakan perang sebagai solusi masalah antara Indonesia dan Malaysia yang memanas. Tetapi Presiden SBY lebih memilih cara diplomasi damai daripada angkat senjata.

"Terhadap insiden ini, kita semua sangat prihatin, dan saya ingin agar masalah ini segera diselesaikan secara tuntas, mengutamakan langkah-langkah diplomasi," ujar Presiden SBY di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/9/2010).

Menindaklanjuti insiden penangkapan 3 petugas DKP Kepulauan Riau oleh Polis Maritim Diraja Malaysia di perairan Pulau Bintan pada 13 Agustus lalu, SBY sudah memberikan instruksi ke aparat terkait. Intinya adalah melakukan pengusutan dengan prioritas memulangkan 3 petugas tersebut.

"Pertama, saya minta agar ketiga petugas KKP segera dikembalikan dalam keadaan selamat. Kedua, saya juga memerintahkan untuk mengusut tuntas apa yang sebenarnya terjadi dalam insiden tersebut," jelas SBY.

Permasalahan ini, menurut SBY, harus diselesaikan dengan cepat, tegas, dan tepat, karena berkaitan dengan kepentingan nasional. Namun tetap tidak ada kompromi kalau sudah menyangkut kedaulatan dan keutuhan NKRI.

"Memelihara hubungan baik dengan Negara sahabat, apalagi dengan Malaysia, sangat penting. Tetapi, tentu kita tidak bisa mengkompromikan kepentingan nasional, apalagi jika menyangkut kedaulatan dan keutuhan NKRI," tandasnya.
http://www.detiknews..com/read/2010/0...k-pilih-perang

-------------------

Ternyata PM Malaysia Muhammad Najib juga menginginkan hubungan bersahabat baik dengan Indonesia jangan sampai buruk dan memancing pihak ketiga memancing di air keruh, meski ada masalah-masalah atau riak-riak dalam hubungan itu. Presiden SBY pun sama saja nada pidatonya tadi malam dengan PM Najib, tak gampang 'di kompori' oleh pihak-pihak yang bernafsu agar konflik itu eskalasinya semakin memanas.

SBY sebagai orang jawa, tampaknya sedang menerapkan falsafah hidup yang jadi pedoman orang jawa umumnya di dalam menghadapi konflik, dan bagaimana bersikap yang paling bijak dalam memperlakukan lawan, yaitu "Ngeluruk Tanpo Bala, Menang Tanpa Ngasorake (Datang tanpa Bala bantuan. Menang tanpa meremehkan)".


You Might Also Like :


0 komentar:

Posting Komentar