SELAMAT DATANG

Minggu, 12 September 2010

Posted On 10.37 by Bayu Candra 0 komentar

Gempa 5,0 SR Guncang Bantul DIY

Sabtu, 21 Agustus 2010 19:00 WIB

Bantul, (tvOne)
Gempa 5,0 Skala Ritcher guncang Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (21/8). Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa di Bantul tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Gempa di Sinabang terjadi di 8.03 LS - 110.39 BT dengan kedalaman 10 kilometer, sekitar pukul 18.41 WIB. 15 km Tenggara BANTUL-DIY , 24 km BaratDaya WONOSARI-DIY , 26 km Tenggara YOGYAKARTA-DIY , 42 km BaratDaya KLATEN-JATENG , 446 km Tenggara JAKARTA-INDONESIA.


Jumat, 10 September 2010

Mahkamah Agung Bukan Surga Koruptor

Posted On 21.30 by Bayu Candra 0 komentar

VIVAnews - Ketua Mahkamah Agung (MA) Harifin Tumpa mengatakan Mahkamah akan mengeluarkan Surat Edaran MA agar hakim memberi perhatian khusus pada perkara korupsi dengan memberi hukuman setimpal. Tumpa mengaku setuju koruptor diberikan hukuman setimpal.

"Sudah ada konsep mempertegas lagi supaya para hakim memperhatikan untuk memberikan perhatian khusus untuk perkara tindak pidana korupsi," kata dia di rumah dinas Widya Chandra, Jakarta Jumat 10 September 2010.

Konsep surat edaran itu, kata dia, sudah dikonsep oleh Ketua Muda Pidana Khusus. Menurutnya, edaran semacam itu sudah ada pada 2001, diperbarui supaya ada perhatian khusus.

"Tentu ini adalah temasuk langkah-langkah yang harus dihadapi dalam rangka merespon suara-suara yang miring," ujar tumpa.

Suara miring yang dia maksudkan adalah sorotan Indonesia Corruption Watch (ICW) bahwa Mahkamah Agung dan pengadilan merupakan surga bagi koruptor. "Walaupun apa yang disampaikan ICW itu data-datanya tidak akurat," kata Tumpa. Intinya bahwa MA bukanlah surga bagi para koruptor.

Terkait data yang dirilis ICW, Mahkamah akan membantah dengan menyampaikan data versi lembaga tersebut. "Nanti akan ada penjelasan resmi," ujarnya.


Minggu, 05 September 2010

Soal Perbatasan Malaysia, Posisi Indonesia Lemah

Posted On 08.33 by Bayu Candra 0 komentar

JAKARTA - Pemerintah Indonesia diminta tidak terkecoh dengan pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia Richard Riot yang mengingingkan sengketa perbatasan diselesaikan melibatkan Mahkamah Internasional (MI).

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahato Juwana mengatakan Malaysia memahami benar bahwa cara ini mungkin akan diterima oleh Indonesia karena keinginan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera menuntaskan masalah perbatasan dalam waktu yang cepat, sementara perundingan akan memakan waktu lama.

“Satu-satunya opsi yang terbaik untuk memenuhi syarat yang diinginkan oleh Presiden adalah membawa sengketa ke MI. Bisa jadi pertemuan 6 September antara Indonesia dan Malaysia menjadi prakondisi agar publik Indonesia bisa menerima kebijakan Pemerintah untuk bersengketa dengan Malaysia di MI,” ungkap Hikmahanto kepada okezone, Minggu (5/9/2010).

Hikmahanto memprediksikan pertemuan antar Menlu kedua negara di Kinabalu itu dapat dipastikan tidak akan mencapai kesepakatan dan akan menemui jalan buntu.

Sementara jika masalah ini dibawa ke MI, posisi Indonesia lemah. Hal ini didasarkan dengan pengalaman terdahulu saat penyelesaian sengketa Pulau Sipdana dan Ligitan, di mana MI menyatakan Malaysia berhak atas dua pulau tersebut.

“Membawa sengketa perbatasan ke MI bukanlah suatu opsi yang menguntungkan bagi Indonesia,” tandasnya.
(ton)


'Sang Pencerah,' Film Terakhir Hanung?

Posted On 06.45 by Bayu Candra 0 komentar

 

Sutradara muda berbakat ini menyatakan akan berhenti membuat film . Kenapa?


                    Hanung Bramantyo dan Zaskia
Hanung Bramantyo dan Zaskia
VIVAnews - Hanung Bramantyo kembali membuat film. Kali ini dia membuat film berjudul 'Sang pencerah'. Film ini menceritakan tentang perjalanan hidup KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Kabarnya, ini akan menjadi film terakhir Hanung, untuk sementara ini.

"Iya, film ini film terakhir saya. Tapi di bulan September," kata Hanung saat ditemui di Jakarta.

Hanung mengaku dalam waktu dekat ini dia memang belum berniat untuk membuat film lagi. Hal ini bukan karena dia bosan menjadi sutradara tetapi karena ada alasan tertentu yang membuatnya harus stop sementara membuat film.

"Alasannya, aku ingin konsentrasi mempersiapkan persalinan dia (Zaskia, istrinya). Saya nggak mau pada saat dia melahirkan, saya malah lagi sibuk syuting atau segala macam," ucapnya.

Sutradara yang namanya semakin mencuat berkat film 'Ayat-Ayat Cinta' itu tak mau melewatkan momen-momen indahnya menunggu kelahiran anak pertamanya dari Zaskia. Dia ingin berada di sisi Zaskia saat wanita berjilbab itu melahirkan.

"Saya ingin jadi suami siaga," ujarnya sambil tertawa.

Untuk saat ini, Hanung dan Zaskia memang sedang menunggu kelahiran anak mereka. Tapi, untuk soal nama, Hanung masih merasahasiakannya.
"Pokoknya ada, deh ," ungkapnya sambil melirik ke arah Zaskia. (k


Giring 'Nidji' Akting di Layar lebar

Posted On 06.40 by Bayu Candra 0 komentar

VIVAnews - Giring 'Nidji' ingin mencoba peruntungan dengan berakting di film layar lebar. Tanpa pikir panjang, vokalis Nidji ini langsung menerima tawaran jadi lakon di film yang dibesut Hanung Bramantyo itu.

Dalam film berjudul 'Sang Pencerah' itu  Giring berperan sebagai Muhammad Sujak, murid pertama Ahmad Dahlan yang sangat mencintai dan dekat dengan Ahmad Dahlan.

Giring mengaku sangat menyukai cerita di film ini dan mengagumi sosok utamanya. "Ahmad Dahlan itu benar-benar religius," katanya saat ditemui di FX, Jakarta Pusat, 3 September 2010.

Banyak dampak positif yang dirasakan Giring sejak membintangi film ini. "Dampak lebih kalem, lebih tenang dan bahagia," ucap pria yang sebentar lagi akan menikah ini.

Meski puas bisa menjadi aktor, Giring juga merasakan kelelahan elama syuting. "Rasanya main film capek apalagi habis manggung langsung ke Yogya, ke Makassar, balik lagi ke Yogya, bolak-balik, tapi prosesnya menyenangkan. Apalagi ini film pertama saya dengan Mas Hanung," ujarnya bangga.


Manohara Ngeri Dengar 'Ganyang Malaysia'

Posted On 06.38 by Bayu Candra 0 komentar

Meski pernah menjadi korban kekerasan oleh Pangeran Kelantan, Malaysia, Manohara Odelia Pinot tidak setuju jika Indonesia harus memilih jalur peperangan dengan negeri jiran. Bahkan dirinya mengaku ngeri mendengar istilah 'Ganyang Malaysia' yang banyak disurakan saat ini.
"Enggak, miris dengernya," ungkap Manohara saat ditanya sikapnya tentang istilah ganyang Malaysia, saat ditemui di premiere film DARAH GARUDA di XX1 Episentrum, Kuningan, Jakarta Pusat, Kamis (02/09).
Soal pemerintahan Malaysia yang menolak meminta maaf atas tindakannya di perbatasan, Manohara mengaku tidak memahami sepenuhnya persoalan diplomatik. Namun yang diketahuinya, juga banyak orang Malaysia sendiri yang tidak suka dengan pemerintahan saat ini.
"Dengan masalah itu susahlah karena berada di perairan, buat Mano enaknya minta maaf saja dan lagi banyak orang Malaysia yang tidak suka dengan sikap pemerintahnya," ungkap Manohara.
Mano, demikian biasa dipanggil, berusaha mendudukan persoalan pribadinya dengan sang mantan suami, Tengku Facry. Namun tidak harus dirinya membenci orang Malaysia secara keseluruhan. Kebetulan yang berperilaku buruk terhadap dirinya adalah orang Malaysia.
"Mano melihat dari mata kepala Mano sendiri aja, di Malaysia Mano ada masalah itu kebetulan saja dia (Fachri) orang Malaysia, tidak semua orang seperti itu. Jadi sedih saja hanya karena beberapa orang satu negara dikatakan jelek," jelasnya soal persoalan pribadinya. (kpl/gum/dar)


Manohara: Kita Jangan Berpikir Perang dan Perang

Posted On 06.36 by Bayu Candra 0 komentar

Artis Manohara Odelia Pinot melihat film DARAH GARUDA sarat dengan semangat perjuangan bangsa Indonesia saat berusaha merebut kemerdekaan Indonesia di zaman penjajahan Belanda.
Namun perempuan yang pernah menjadi korban kekerasan mantan suaminya itu, mengaku tidak dapat menghubungkan dengan semangat 'peperangan' dengan negara jiran Malaysia, yang saat ini banyak disuarakan.
"Menurut Mano itu film heronya Indonesia. Mereka mencoba berjuang untuk negaranya, tapi Mano nggak tahu nggak bisa menyambungkan sejarah film zaman dulu dengan konflik yang ada sekarang," ungkap Manohara ditemui saat premiere film DARAH GARUDA di XX1 Episentrum, Kuningan, Jakarta Pusat, Kamis (02/09).
Manohara menilai, langkah diplomasi jauh lebih baik dilakukan Indonesia daripada harus berperang, lantaran banyak sisi yang harus dipertimbangkan pemerintah.
"Kalau lihat berita banyak yang salah dengan pemberitaannya, kita jangan berpikir perang dan perang, ada jalan diplomatik yang harus diambil," terangnya.
Bagi Mano, terkait konflik perbatasan yang dialami Indonesia dan Malaysia, apapun bentuknya masih dapat ditempuh dengan cara damai. Pemerintahan masing-masing masih dapat membicarakan melalui pintu diplomatik.
"Kalau buat Mano itu apapun masalahnya ada cara yang bener yang untuk semua pihak. Kalau perang buat Mano tidak," pungkasnya. (kpl/gum/dar)